BAB I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masa kini. Bahkan, di era
globalisasi ini tingkat pendidikan memengaruhi daya saing baik perseorangan
maupun daya saing bangsa di kancah internasional.
Belajar
merupakan bagian pokok dari pendidikan. Proses belajar mengajar dengan
menjadikan guru dan peserta didik sebagai komponen utamanya tidak terikat waktu
dan tempat. Salah satu instrument penting dalam menunjang proses pembelajaran
agar terpadu dan merata ialah dengan menerapkan kurikulum yang sama.
Berbicara
mengenai kurikulum, bangsa kita sendiri, Indonesia, telah mengalai banyak
perubahan kurikulum bukan hanya substansinya saja tapi juga terdapat
istilah-istilah yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Perubahan kurikulum
yang ada seringkali “memaksa” guru agar bisa mendesain pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centre).
Hal ini baik adanya dan merupakan motivasi bagi guru agar bisa selalu berusaha
meng-up date wawasan dan pengetahuan
berkaitan dengan kurikulum yang berlaku sehingga pembelajarannya dapat didesain
sedemikian rupa dan mencapai tujuan pembelajaran nasional.
Oleh
karena peranan yang penting sebagaimana telah dijelaskan di atas maka penyusun
merasa perlu untuk membahas mengenai pengembangan kurikulum yang dipadukan
dalam sebuah makalah dengan judul “Pengertian Kurikulum Dan Posisi Kurikulum
Dalam Pendidikan”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak dibahas dalam makalah
ini ialah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Bagaimana posisi kuriulum dalam pendidikan?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian kurikulum
2. Mengetahui dan memahami posisi kurikulum dalam
pendidikan
1.4
Manfaat
Manfaat
yang dapat diambil dari makalah ini ialah:
1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban mahasiswa dalam
pengerjaan tugas matakuliah Pengembangan Kurikulum
2. Dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
sendiri dalam menambah wawasan tentang pengembangan kurikulum dan juga sebagai
referensi bagi segenap pihak yang membutuhkan.
1.5
Metode Penulisan
Makalah
ini disusun berdasarkan metode tinjauan pustaka dan browsing internet. Metode ini ialah mengumpulkan berbagai data dan
informasi yang ada baik dari internet
kemudian menelah dan mencari titik temu diantaranya untuk disatukan menjadi
suatu bentuk makalah yang utuh.
BAB II.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kurikulum
Telah banyak definisi atau pengertian yang diberikan
tentang kurikulum. Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang
disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. Ada
sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa
yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang
formal juga kegiatan yang tak formal atau biasa disebut ekstra-kurikuler.
Kurikulum formal meliputi:
·
Tujuan
pelajaran, umum dan spesifik.
·
Bahan pelajaran
yang tersusun secara sistematis
·
Strategi
belajar-mengajar serta kegiatn-kegiatannya
·
System evaluasi
untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai
Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang
juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsug dengan pelajaran akademis
dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal.
Yang termsuk kurikulum tak-formal ini antara lain: pertunjukan sandiwara,
pertandingan antarkelas atau antarsekolah, perkumpulan berbagai hobi, pramuka,
dan lain-lain (Nasution M.A:1)
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan
oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan
dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya,
sesuai dengan titik berat intidan pandangan dari pakar bersangkutan (Oemar
Hamalik:16). Kurikulum juga dapat diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar dan hasil belajara serta yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan
pendidikan (Mulyasa, 2007:46). Berikut ini
beberapa definisi kurikulum:
v Secara Etimologi: istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum”
yang diterjemahkan sebagai a course of study dan dari bahasa Yunani
yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “curere” yang berarti
“tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah
kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia oah raga, seperti bisa
diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”, yang mengingatkan kita
pada jenis olah raga atletik.
v Berdasarkan Istilah: Berawal dari makna “curir” dan “curere” kurikulum
berdasarkan istilah diartikan sebagai “Jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memeroleh medali atau
penghargaan”. Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia
pendididikan dan diartikan sebagai “Sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi memeroleh
ijazah”
v Kurikulum menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003: kurikulum
adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1
ayat 19).
v Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik
di sekolah maupun di luar sekolah.
v Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh
yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil
pembelajaran yang sudah ditentukan.
v Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman
yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
v Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis
yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui
berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
v Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus
ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
2.2
Posisi Kurikulum Dalam Pendidikan
Kurikulum
disebut-sebut sebagai inti pendidikan dan menjadi ciri utama sekolah sebagai
institusi yang bergerak dalam pelayanan pendidikan. Kurikulum di dalamnya
terdiri dari lima komponen: (1) Tujuan Pendidikan; (2) Isi
(3) Strategi; (4) Pengelolaan Kurikulum, dan (5) Evaluasi.
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, guru mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pengajaran atau sekarang lebih dikenal dengan
istilah pembelajaran dan guru menjadi eksekutif utama kurikulum.
Kegiatan
pembelajaran diwujudkan dalam bentuk interaksi antara guru dengan
siswa. Siswa memiliki tugas pokok belajar yakni berusaha memperoleh perubahan perilaku
atau pencapaian kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajarnya yang
diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, guru berupaya “menyampaikan” sejumlah isi pembelajaran kepada siswa
melalui proses atau strategi tertentu, serta melaksanakan evaluasi untuk mengetahui proses
dan hasil pembelajaran.Untuk lebih jelasnya, tentang kedudukan kurikulum dalam
pendidikan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
Perlu dicatat,
meski memiliki kedudukan sentral dalam pendidikan, keberadaan
kurikulum tetap saja hanya sebagai alat (instrumental) yang bersifat
statis. Kurikulum akan bermakna ketika benar-benar dapat terimplementasikan
dengan baik dan tepat dalam setiap praktik pembelajaran (Kurikulum sebagai kegiatan) serta
dapat berjalan efektif dan efisien (Kurikulum
sebagai hasil). Posisi Kurikulum yang adalah sentral dapat dipandang
sebagai berikut:
1. Kurikulum
Sebagai Pemuat Isi Dan Materi Pelajaran.
Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata
pelajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tuaatau
oran-orang pandai masa lampau, yang telah disusun seara sistematis dan logis.
Misalnya, berkat pengalaman dan penemuan-penemuan masa lampau, maka diadakan
pemilihan dan selanjutnya disusun secara sistematis, artinya menurut urutan
tertentu; dan logis, artinya dapat diterima oleh akal dan pikiran. Mata
pelajaran tersebut mengisi mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa,
sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya.
Semakin banyk pengalaman dan penemuan-penemuan, maka semakin banyak pula mata
pelajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa di
sekolah.
2. Kurikulum
Sebagai Rencana Pembelajaran
Kurikulum
adalah suatu program yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program
itu siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan
kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa
agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah
mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat memengaruhi
perkembnagan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan,
perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah dan lain-lain; yang pada
gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan
kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu
kurikulum. Suatu pendapat berkaitan dengan konsep tersebut ialah sebagai
berikut:
“The
curriculum is as broad and varied as the child’s school environment. Broadly
conceived, the curriculum embraces not only subject matter but also various
aspect of physical and social environment. The school brings the child with his
impelling flow of experiences into an environment consisting of school
facilities, subjet matter, other children, and teachers. From interaction or
the child with these elements learning result.” (Douglass,…)
Hal ini berarti, semua
hal dan semua orang yang terlibat dalam memberikan bantuan kepada siswa
termasuk ke dalam kurikulum.
3.
Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar
Kurikulum sebagai rangkaian pengalaman belajar.Salah
satu pernyataan yang mendukung pernyataan ini ialah:
“curriculum is interpreted to mean
all of organized courses, activities and experienceswhich pupils have under
direction of the school, whether in the classroom or not”. (Romine,1945:hal.14)
Pengertian ini menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan
kurikulum tidak terbatas pada ruang kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara
intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman
belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikiulum.
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
2. Posisi kurikulum dalam pendidikan merupakan pusat atau sentral yang dapat
dipandang sebagai pemuat isi dan materi pelajaran, sebagai rencana pembelajaran
dan sebagai pengalaman belajar.
3.2 Saran
Untuk menambah wawasan
mengenai pengembangan kurikulum dapat membaca lebih banyak sumber atau
referensi lain sedangkan untuk meningkatkan keterampilan mengembangkan
kurikulum maka sebaiknya dengan latihan yang intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 1994. Kurikulum Dan Pembelajaran.
Jakarta: Bumi Aksara
M.A.
Nasution. 1989. Kurikulum Dan Pengajaran.
Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan,Bandung: Rosda
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan-kurikulum
http://www.google:Pengertian-kurikulum-secara-etimologis-dan
definisi-para-ahli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar